lgbtyouth.org – Universitas Indonesia (Bahasa Indonesia: Universitas Indonesia, disingkat UI) adalah sebuah universitas negeri di Depok, Jawa Barat dan Salemba, Jakarta, Indonesia. Ini adalah salah satu universitas tertua di Indonesia (dikenal sebagai Hindia Belanda ketika UI didirikan), dan umumnya dianggap sebagai salah satu universitas paling bergengsi di Indonesia, bersama dengan Universitas Gadjah Mada dan Institut Teknologi Bandung. . Dalam QS World Universities Ranking 2019, UI menduduki peringkat 1 di Indonesia, 57 di Asia dan 292 di dunia.

Sejarah

Akar UI dimulai pada tahun 1851. Saat itu, pemerintah kolonial Hindia Belanda mendirikan sekolah untuk melatih tenaga medis. Pelatihan berlangsung selama dua tahun, dan para lulusan disertifikasi untuk memberikan perawatan medis dasar. Gelar yang diberikan adalah Doctor of Java, karena lulusan yang disertifikasi hanya untuk praktek di Hindia Belanda, khususnya Jawa. Program menjadi lebih komprehensif; pada tahun 1864 diperpanjang menjadi tiga tahun. Pada tahun 1875, program studi telah mencapai tujuh tahun dan lulusannya berhak menyandang gelar Doktor.

Langkah selanjutnya datang pada tahun 1898, ketika pemerintah Hindia Belanda mendirikan sekolah baru untuk melatih dokter medis, bernama STOVIA (School tot Opleiding van Inlandsche Artsen). Sebuah gedung sekolah dibuka pada bulan Maret 1902, di tempat yang sekarang menjadi Museum Kebangkitan Nasional. Prasyarat untuk masuk ke STOVIA kira-kira setara dengan ijazah sekolah menengah pertama. Sekolah itu memakan waktu sembilan tahun, jadi itu adalah perpaduan antara pendidikan sekolah menengah dan universitas. Banyak lulusan STOVIA yang kemudian berperan penting dalam pergerakan nasional Indonesia menuju kemerdekaan, serta dalam mengembangkan pendidikan kedokteran di Indonesia.

Pada tahun 1924, pemerintah kolonial memutuskan untuk membuka fasilitas pendidikan tinggi baru, RHS (Rechts Hogeschool), untuk melatih perwira dan pegawai negeri. RHS kemudian berkembang menjadi Fakultas Hukum. Pada tahun 1927, status STOVIA diubah menjadi full-level college dan namanya diubah menjadi GHS (Geneeskundige Hogeschool). GHS menempati gedung utama yang sama dan menggunakan rumah sakit pendidikan yang sama dengan Fakultas Kedokteran saat ini. Banyak alumni GHS yang nantinya akan berperan dalam mendirikan Universitas Indonesia.

Setelah Indonesia merdeka, berdirilah Lembaga Pendidikan Tinggi Indonesia (BPTRI) di Jakarta, yang terdiri dari tiga fakultas: Kedokteran dan Farmasi, Sastra, dan Hukum. Lembaga ini menghasilkan 90 mahasiswa pascasarjana pertamanya sebagai dokter di tahun yang sama. Ketika tentara kolonial Belanda menduduki Jakarta pada akhir tahun 1945, BPTRI pindah ke Klaten, Surakarta, Yogyakarta, Surabaya dan Malang. Pada tahun 1946, pemerintah kolonial Belanda mendirikan Nood Universiteit atau Universitas Darurat di Jakarta. Pada tahun 1947, namanya diubah menjadi Universiteit van Indonesi (UVI) atau Universitas Indonesia. Setelah Revolusi Nasional Indonesia, pemerintah mendirikan Universitas Negeri di Jakarta pada Februari 1950. Namanya Universiteit Indonesia, terdiri dari unit-unit BPTRI dan bekas UVI, yang kemudian diubah menjadi Universitas Indonesia (UI).

Pada tahun 1950, UI adalah universitas multi kampus, dengan fakultas di Jakarta (Kedokteran, Hukum, dan Sastra), Bogor (Agronomi dan Kedokteran Hewan), Bandung (Teknik, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam), Surabaya (Kedokteran dan Kedokteran Gigi), dan Makassar (Ekonomi dan Hukum). Kampus Surabaya menjadi Universitas Airlangga pada tahun 1954. Tahun berikutnya, kampus Makassar menjadi Universitas Hasanuddin. Pada tahun 1959, kampus Bandung menjadi Institut Teknologi Bandung. Sekolah Pendidikan Jasmani yang juga berlokasi di Bandung, menjadi bagian dari Universitas Padjadjaran pada tahun 1960. Pada tahun 1964, kampus Bogor menjadi Institut Pertanian Bogor dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Jakarta menjadi Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (sekarang Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan). Lembaga Pendidikan Jasmani). Universitas Negeri Jakarta). Pada tahun 1965, UI terdiri dari tiga kampus, semuanya di Jakarta: Salemba (Kedokteran, Kedokteran Gigi, Ekonomi, Teknik, Sains dan Sekolah Pascasarjana), Rawamangun (Sastra, Hukum, Ilmu Sosial dan Psikologi) dan Pegangsaan (Bagian Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran).

Pada tahun 1987, beberapa fakultas dari kampus Salemba dan Rawamangun pindah ke kampus yang baru dibangun di pinggiran Jakarta. Kampus di Jakarta Selatan ini dikenal dengan kampus Depok (terletak di kota Depok).

Pada tahun 2007–2008, Universitas Indonesia mengalami reformasi substansial. Pendapatan meningkat signifikan dari 800 miliar menjadi 1,6 triliun rupiah. Jumlah publikasi penelitian semakin meningkat. Hal yang sama berlaku untuk dana abadi universitas.

Rektor Universitas Indonesia (Juli 2007), Prof. Dr. der.soz. Gumilar Rusliwa Somantri, adalah pemimpin termuda di antara rektor universitas di Indonesia. Dia telah terpilih dan menjabat sebagai Dewan Direksi Asosiasi Universitas Pacific Rim (APRU).

Menurut survei Globe Asia 2008, UI menduduki peringkat pertama di antara universitas-universitas top di Indonesia. Laporan ini didukung oleh majalah terkemuka Indonesia Tempo, yang melakukan survei dan analisis untuk pemeringkatan universitas dan pendidikan di Indonesia. Universitas Indonesia telah meningkatkan kerjasama penelitian dengan mitra internasional.

Pada bulan Agustus 2008, universitas memenangkan penghargaan ICT Indonesia untuk kampus pintar dengan konten dan aplikasi terbaik. Dalam hal aksesibilitas dan konektivitas, Universitas Indonesia meraih penghargaan karena 90% wilayah universitas tercakup oleh infrastruktur dan layanan TI dengan kecepatan 305 Mbit/s. koneksi ke Internet, dan 155 Mbit/s. koneksi ke Indonesia Higher Education Research Network (Inherent).

Logo dan filosofi
Bentuk paling awal dari logo Universitas Indonesia diciptakan pada tahun 1952 oleh Sumaxtono (alias Sumartono), seorang mahasiswa jurusan Seni Rupa angkatan 1951, Fakultas Teknik, pada waktu itu dikenal sebagai Fakulteit Teknik Universiteit Indonesia, di Bandung.

Logonya adalah kala-makara, simbol dari dua sumber energi di alam. Kala adalah energi dari atas (kekuatan matahari), sedangkan makara mewakili energi dari bawah (kekuatan Bumi). Kedua kekuatan tersebut digabungkan dan distilasi menjadi sebuah simbol yang mewakili fungsi Universitas Indonesia sebagai sumber ilmu pengetahuan

Logo Universitas Indonesia memiliki makna sebagai berikut:

Pohon yang meliputi kuncup dan rantingnya, melambangkan ilmu pengetahuan dan cabang-cabangnya, menyiratkan bahwa tunas akan segera berkembang dan berubah menjadi cabang ilmu baru. Tunas akan terus mekar selama pohon utama masih hidup. Dengan ini, Sumaxtono bermaksud menyatakan bahwa cabang-cabang ilmu pengetahuan akan terus berkembang.
Air yang mengucur dari makara menandakan karya ilmu pengetahuan.
Desain logo dan makna yang diusungnya dipresentasikan kepada Srihadi (mahasiswa angkatan 1952 dari jurusan yang sama) pada tahun 1952. Prof. KRHT H. Srihadi Soedarsono Adhikoesoemo, M.A. yang membuat logo Institut Teknologi Bandung, belum mengetahui secara pasti. siapa yang mengautentikasi logo ini atau kapan. Namun, ia yakin itu tercetak di sampul buku Universiteit Indonesia, Fakulteit Teknik, Bandung: Rentjana Untuk Tahun Peladjaran 1952-1953 (Universitas Indonesia, Fakultas Teknik, Bandung: Rencana Kursus Tahun Pelajaran 1952–1953) , diterbitkan oleh AID, Bandung, 120 halaman, menggunakan desain asli Sumaxtono (tanpa batas segi lima).[17] Setiap jurusan/fakultas memiliki skema warna tersendiri untuk logo tersebut, misalnya: merah untuk Fakultas Hukum, biru untuk Fakultas Teknik, biru-merah untuk Fakultas Ilmu Komputer, dan biru langit untuk Fakultas Psikologi.

Salemba
Kampus Salemba yang terletak di Jakarta Pusat sebagian besar didedikasikan untuk Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Gigi. Berdekatan dengan Rumah Sakit Nasional Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan Rumah Sakit Gigi Universitas. Ini menampung bagian dari program pascasarjana, Fakultas Hukum (Program Magister Hukum dan Doktor Hukum), Fakultas Ekonomi (program Ekstensi dan Magister Manajemen), Sekolah Ilmu Lingkungan (Magister Ilmu Lingkungan dan Doktor Ilmu Lingkungan Program), dan Fakultas Teknik (laboratorium) .

Depok
Kampus Depok, di Depok, tepat di selatan Jakarta, dibangun pada pertengahan 1980-an untuk mengakomodasi modernisasi universitas. Sekarang menjadi kampus utama. Sebagian besar fakultas (Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Humaniora, Farmasi, Teknik, Psikologi, Sastra, Ekonomi, Sosial Politik, Hukum, Komputer, Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat) telah direlokasi di sini.

Kampus Depok berada di sebelah kereta komuter Jakarta-Bogor, menawarkan akses mudah bagi mahasiswa untuk transportasi dengan kereta api. Pelajar juga mendapat manfaat dari layanan bus komuter yang sering menghubungkan banyak bagian Jakarta ke Depok.

Pendidikan sarjananya di fakultas kedokteran dan kedokteran gigi dipindahkan ke Depok pada tahun 2010.

Perpustakaan utama universitas ada di kampus, bersama dengan fasilitas lain seperti Pusat Layanan Mahasiswa, Pusat Kegiatan Mahasiswa, gimnasium, stadion, lapangan hoki, hotel (Wisma Makara), biro perjalanan dan asrama.

Kampus Depok adalah rumah bagi enam danau yang terletak di seberang kampus.

Danau-danau tersebut adalah Danau Kenanga, Danau Agathis, Danau Mahoni, Danau Puspa, Danau Ulin, Danau Salam (setiap nama awal terdiri dari kata “KAMPUS”, kata bahasa Indonesia untuk kampus).